Anda sedang membaca artikel tentang Cara Membuat / Memasang Popup Iklan dengan Tombol Tutup [X] dan anda bisa menemukan artikel Cara Membuat / Memasang Popup Iklan dengan Tombol Tutup [X] ini dengan url http://pelajaran-blog.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-memasang-popup-iklan.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cara Membuat / Memasang Popup Iklan dengan Tombol Tutup [X] ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cara Membuat / Memasang Popup Iklan dengan Tombol Tutup [X] sumbernya. |
SEMUA ADA DISINI
Cara Membuat / Memasang Popup Iklan dengan Tombol Tutup [X] « Tutorial Blog dan SEO
Belajar Membuat Blog |
Belajar Menghias Blog
| |
Assalamu'alaikum Thank's to visit...! Jangan lupa? tinggalkan komentar anda...
Rabu, 06 Juli 2022
SERVICE HP TERMURAH DI SURABAYA
banyak sekarang service yang murah tapi kami bisa memberikan harga lebih murah dari yang lain, dengan harga mulai Rp. 30rbu sebagai ongkos cek spart part hingga ganti sparepart HP
anda bisa hubungi no telp kami di 081232443297
atau bisa datang langsung ke jalan sidotopo jaya gg 8 no 6
Senin, 19 Desember 2011
DOWNLOAD TEMPLATE GRATIS
Tempat-Tempat Download Template Blogger Gratis

Ya!! walaupun banyak tempat-tempat download itu jika kamu search di google mungkin cuma satu dua site yang menjadi langgananmu :-) . Tapi sangatlah tidak dilarang jika aq share ini ke dalam ariep-manies, toh ini juga kan blogs gua :P .
- Eblog Templates
- Blogger Buster
- Blogger Templates
- Ourblog Templates
- Themelib
- Arcsin
- Blog-Connection
- BlogCrowd
- Jackbook
- GeckoFly
- Pannasmonntata
- Pyzam
- Blog Template4U
- Isnaini
Sabtu, 17 Desember 2011
MEMBUAT MENU HORIZONTAL PADA BLOG
Menu bar merupakan sebuah Menu horizontal yang terletak dibawah Header Blog dimana berisi mengenai Link-link yang saling berhubungan.
Jika sobat belum mengerti apa itu Menu Bar, sobat bisa lihat gambar dibawah ini.
Cara membuatnya:
pertama Login ke akun Blogger sobat
pada Menu Rancangan - Pilih Edit HTML
jangan lupa untuk mencentang
Cari Kode Berikut: ]]></b:skin>
Setelah ketemu, masukkan kode berikut di atas kode ]]></b:skin>
clo bingung alias gak ketemu, sobat cari tag HTML bagian <div id='header-wrapper'> atau <div id='header
nah terus cari sampai ketemu tag HTML
Terus Masukkan kode berikut ini dibawah kode tadi.
Ganti kata-katanya sesuka hati sobat.
tanda '#' bisa diganti dengan alamat url nya.
clo udah tinggal sobat Save.
dan lihat hasilnya sekarang..
clo masi bingung bisa koment dibawah ini.
Selamat Mencoba...
Jika sobat belum mengerti apa itu Menu Bar, sobat bisa lihat gambar dibawah ini.
Cara membuatnya:
pertama Login ke akun Blogger sobat
pada Menu Rancangan - Pilih Edit HTML
jangan lupa untuk mencentang
Cari Kode Berikut: ]]></b:skin>
Setelah ketemu, masukkan kode berikut di atas kode ]]></b:skin>
#NavbarMenu{background:#005094;border-top: 1px solid #3373a9;border-bottom: 1px solid #3373a9;width:968px;height:32px;color:#FFF;font:bold 8px Arial, Tahoma, Verdana;clear:both;margin:0 auto;padding:0}
#NavbarMenuleft{width:758px;float:left;margin:0;padding:0}#search{width:210px;font-size:11px;float:right;margin:0;padding:0}
#nav li{list-style:none;float:left;background:#005094;border-left:1px solid #3373a9;border-right:1px solid #003867;margin:0;padding:0}
#nav li a,#nav li a:link,#nav li a:visited{color:#fff;display:block;text-transform:capitalize;font:normal 12px Georgia, Times New Roman;margin:0;padding:10px 9px 6px}
#nav li a:hover,#nav li a:active{background:#1a4c76;color:#red;text-decoration:none;margin:0;}
#nav li li a,#nav li li a:link,#nav li li a:visited{background:#005094;width:200px;color:#fff;text-transform:capitalize;float:none;border-bottom:1px solid #3373a9;border-top:1px solid #003867;font:normal 11px Georgia, Times New Roman;margin:0;padding:7px 10px}
#nav li li a:hover,#nav li li a:active{background:#1a4c76;color:#fff;padding:7px 10px}
#nav li a.enclose,#nav li a.enclose:visited{border-bottom: 1px solid #000;}#nav li ul{z-index:9999;position:absolute;left:-999em;height:auto;width:170px;margin:0;padding:0}
#nav li ul a{width:140px}
#nav li ul ul{margin:-75px 0 0 171px}
#nav li:hover ul ul,#nav li:hover ul ul ul,#nav li.sfhover ul ul,#nav li.sfhover ul ul ul{left:-999em}
#nav li:hover ul,#nav li li:hover ul,#nav li li li:hover ul,#nav li.sfhover ul,#nav li li.sfhover ul,#nav li li li.sfhover ul{left:auto}
#nav li:hover,#nav li.sfhover{position:static}#searchform{overflow:hidden;display:inline;margin:0;padding:0}
#searchbox{background:#ddd;margin:0;padding:0}#search input{background:transparent;color:#fff;float:left;font-size:12px;width:158px;border:1px solid #fff;font:normal 10px arial, verdana, Times New Roman;margin:7px 0 0 10px;padding:3px 7px}#search .btn{width:auto;border:0;margin:7px 0 0;padding:0}
#subnavbar{background:#004313;width:962px;height:24px;color:#FFF;margin:0;padding:0}
#subnav li a,#subnav li a:link,#subnav li a:visited{color:#f9fc01;display:block;font-size:11px;text-transform:capitalize;margin:0 5px 0 0;padding:3px 13px}
#subnav li a:hover,#subnav li a:active{color:#DCD900;display:block;text-decoration:none;margin:0 5px 0 0;padding:3px 13px}
#nav ul,#subnav ul,#subnav li{float:left;list-style:none;margin:0;padding:0}*,#nav,#subnav{margin:0;padding:0}
#NavbarMenuleft{width:758px;float:left;margin:0;padding:0}#search{width:210px;font-size:11px;float:right;margin:0;padding:0}
#nav li{list-style:none;float:left;background:#005094;border-left:1px solid #3373a9;border-right:1px solid #003867;margin:0;padding:0}
#nav li a,#nav li a:link,#nav li a:visited{color:#fff;display:block;text-transform:capitalize;font:normal 12px Georgia, Times New Roman;margin:0;padding:10px 9px 6px}
#nav li a:hover,#nav li a:active{background:#1a4c76;color:#red;text-decoration:none;margin:0;}
#nav li li a,#nav li li a:link,#nav li li a:visited{background:#005094;width:200px;color:#fff;text-transform:capitalize;float:none;border-bottom:1px solid #3373a9;border-top:1px solid #003867;font:normal 11px Georgia, Times New Roman;margin:0;padding:7px 10px}
#nav li li a:hover,#nav li li a:active{background:#1a4c76;color:#fff;padding:7px 10px}
#nav li a.enclose,#nav li a.enclose:visited{border-bottom: 1px solid #000;}#nav li ul{z-index:9999;position:absolute;left:-999em;height:auto;width:170px;margin:0;padding:0}
#nav li ul a{width:140px}
#nav li ul ul{margin:-75px 0 0 171px}
#nav li:hover ul ul,#nav li:hover ul ul ul,#nav li.sfhover ul ul,#nav li.sfhover ul ul ul{left:-999em}
#nav li:hover ul,#nav li li:hover ul,#nav li li li:hover ul,#nav li.sfhover ul,#nav li li.sfhover ul,#nav li li li.sfhover ul{left:auto}
#nav li:hover,#nav li.sfhover{position:static}#searchform{overflow:hidden;display:inline;margin:0;padding:0}
#searchbox{background:#ddd;margin:0;padding:0}#search input{background:transparent;color:#fff;float:left;font-size:12px;width:158px;border:1px solid #fff;font:normal 10px arial, verdana, Times New Roman;margin:7px 0 0 10px;padding:3px 7px}#search .btn{width:auto;border:0;margin:7px 0 0;padding:0}
#subnavbar{background:#004313;width:962px;height:24px;color:#FFF;margin:0;padding:0}
#subnav li a,#subnav li a:link,#subnav li a:visited{color:#f9fc01;display:block;font-size:11px;text-transform:capitalize;margin:0 5px 0 0;padding:3px 13px}
#subnav li a:hover,#subnav li a:active{color:#DCD900;display:block;text-decoration:none;margin:0 5px 0 0;padding:3px 13px}
#nav ul,#subnav ul,#subnav li{float:left;list-style:none;margin:0;padding:0}*,#nav,#subnav{margin:0;padding:0}
Nah, lanjut lagi gan clo dah selesai..
sekarang cari kode:
<div id='header-wrapper'>
<b:section class='header' id='header' maxwidgets='1' showaddelement='no'>
<b:section class='headerright' id='headerright' preferred='no'>
<b:widget id='HTML3' locked='false' title='' type='HTML'/>
</b:section>
</div>
<b:section class='header' id='header' maxwidgets='1' showaddelement='no'>
<b:section class='headerright' id='headerright' preferred='no'>
<b:widget id='HTML3' locked='false' title='' type='HTML'/>
</b:section>
</div>
clo bingung alias gak ketemu, sobat cari tag HTML bagian <div id='header-wrapper'> atau <div id='header
nah terus cari sampai ketemu tag HTML
</b:section>
</div>
</div>
Terus Masukkan kode berikut ini dibawah kode tadi.
<div id='NavbarMenu'>
<div id='NavbarMenuleft'>
<ul id='nav'>
<li><a expr:href='data:blog.homepageUrl' title='This Blog Address'>Home</a></li>
<li><a href='#'>News</a>
<ul>
<li><a href='#'>edit</a></li>
<li><a href='#'>edit</a></li>
<li><a href='#'>edit</a></li>
</ul></li>
<li><a href='#' title='edit'>Belajar Pemrograman</a>
<ul>
<li><a href='#'>edit</a></li>
<li><a href='#'>edit</a></li>
</ul></li>
<li><a href='#' title='edit'>Tips N Trik</a></li>
<li><a href='#'>Download Center</a></li>
</ul></div>
</div>
<div id='NavbarMenuleft'>
<ul id='nav'>
<li><a expr:href='data:blog.homepageUrl' title='This Blog Address'>Home</a></li>
<li><a href='#'>News</a>
<ul>
<li><a href='#'>edit</a></li>
<li><a href='#'>edit</a></li>
<li><a href='#'>edit</a></li>
</ul></li>
<li><a href='#' title='edit'>Belajar Pemrograman</a>
<ul>
<li><a href='#'>edit</a></li>
<li><a href='#'>edit</a></li>
</ul></li>
<li><a href='#' title='edit'>Tips N Trik</a></li>
<li><a href='#'>Download Center</a></li>
</ul></div>
</div>
Ganti kata-katanya sesuka hati sobat.
tanda '#' bisa diganti dengan alamat url nya.
clo udah tinggal sobat Save.
dan lihat hasilnya sekarang..
clo masi bingung bisa koment dibawah ini.
Selamat Mencoba...
MEMASANG TRANSLATE PADA BLOG
Memasang translete pada blog sangat perlu karena mungkin saja ada pengunjung dari negara asing yang nyasar keblog anda, tapi yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan translate maka blog anda harus menggunakan bahasa yang resmi, bukan bahasa pasaran atau gaul.
Nah caranya:- Seperti biasa sig in dulu ke blogger.
- Masuk/ klik tombol layout/ tataletak.
- Klik tombol elemen halaman/ page elemen=>tambah gadget=>HTML/ Java script
- Beri nama/ isi titel dengan kalimat translate atau dengan kalimat yang anda sukai. Kemudian Copi kode berikut dan paste dikolom HTML/ Java Script.
- Maka hasilnya seperti dibawah ini:
Google Translate
- Jika lebar dari sidebar anda tidak mencukupi untuk memuat susunan 2 baris seperti gambar di atas, anda bisa menggantinya dengan susunan 3 baris, seperti gambar di bawah ini:
Google Translate
- Silahkan anda copy dan pastekan script di bawah ini, jika anda menginginkan susunan 3 baris seperti gambar di atas
- Seandainyapun susunan 3 baris tidak muat pada sidebar anda, sekarang anda bisa mencoba dengan susunan 4 baris, seperti gambar di bawah ini:
Google Translate
- Silahkan anda copy dan pastekan script di bawah ini, jika anda menginginkan susunan 4 baris seperti gambar di atas
- Tekan tombol save/ simpan. Pada elemen halaman save lagi. Tunggu sampai proses berlangsung dan tampil info bahwa setting berhasil disimpan. Liat hasilnya diblog anda.
NB: Inspirasinya dari Pingin Belajar dengan sedikit pengeditan kode (URL gambar milik saya sendiri).
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog ariep-manies
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog ariep-manies
MIKROORGANISME PADA MAKANAN
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH “MIKROBIOLOGI”
JUDUL
“MIKROORGANISME PADA MAKANAN”
OLEH :
1. SAIFUL ARIFIN 1033010031
2. M. KHADIK ASRORI 1033010011
3. ARIF SATRIYO 1033010033
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK PANGAN
2011
BABI
PENDAHULUAN
Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain itu pertumbuham mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikomsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan. Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit. Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera, disentri, atau tbc, mudah tersebar melalui bahan makanan. Gangguan-gangguan kesehatan, khususnya gagguan perut akibat makanan disebabkan, antara lain oleh kebanyakan makan, alergi, kekurangan zat gizi, keracunan langsung oleh bahan-bahan kimia, tanaman atau hewan beracun; toksintoksin yang dihasilkan bakteri; mengkomsumsi pangan yan mengandung parasitparasit hewan dan mikroorganisme. Gangguan-gangguan ini sering dikelompokkan menjadi satu karena memiliki gejala yang hampir sama atau sering tertukar dalam penentuan penyebabnya. Secara umum, istilah keracuan makanan yang sering digunakan untuk menyebut gangguan yang disebabkan oleh mikroorganisme., mencakup gangguan - gangguan yang diakibatkan termakannya toksin yang dihasilkan organismeorganisme tertentu dan gangguan-gangguan akibat terinfeksiorganisme penghasil toksin. Toksin-toksin dapat ditemukan secara alami pada beberapa tumbuhan dan hewan atau suatu produk metabolit toksik yang dihasilkan suatu metabolisme. Dengan demikian, intoksikasi pangan adalah gangguan akibat mengkonsumsi toksin dari bakteri yang telah terbentuk dalam makanan, sedangkan infeksi pangan disebabkan masuknya bakteri ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dan sebagai akibat reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil-hasil metabolismenya.
Makanan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Salah satu ciri makanan yang baik adalah aman untuk dikonsumsi. Jaminan akan keamanan pangan merupakan hak asasi konsumen. Makanan yang menarik, nikmat, dan tinggi gizinya, akan menjadi tidak berarti sama sekali jika tak aman untuk dikonsumsi. Menurut Undang-Undang No.7 tahun 1996, keamanan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
Makanan yang aman adalah yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme atau bakteri dan bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga sifat dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan dengan kesehatan manusia. Karena itu, kualitas makanan, baik secara bakteniologi, kimia, dan fisik, harus selalu diperhatikan. Kualitas dari produk pangan untuk konsumsi manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh mikroorganisme.
Pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan memegang peran penting dalam pembentukan senyawa yang memproduksi bau tidak enak dan menyebabkan makanan menjadi tak layak makan. Beberapa mikroorganisme yang mengontaminasi makanan dapat menimbulkan bahaya bagi yang mengonsumsinya. Kondisi tersebut dinamakan keracunan makanan.
Semua bakteri yang tumbuh pada makanan bersifat heterotropik, yaitu membutuhkan zat organik untuk pertumbuhannya. Dalam metabolismenya, bakteri heterotropik menggunakan protein, karbohidrat, lemak, dan komponen makanan lainnya sebagai sumber karbon dan energi untuk pertumbuhannya.
Kandungan air dalam bahan makanan memengaruhi daya tahan bahan makanan terhadap serangan mikroba. Kandungan air tersebut dinyatakan dengan istilah aw (water activity), yaitu jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Setiap mikroorganisme mempunyai aw, minimum agar dapat tumbuh dengan baik, misalnya bakteri pada aw 0,90, khamir aw 0,80-0,90, serta kapang pada aw 0,60-0,70. Air bebas adalah air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan pangan seperti membran kapiler, serat, dan lain-lain.Lebih dari 90 persen terjadinya foodborne diseases pada manusia disebabkan kontaminasi mikrobiologi, yaitu meliputi penyakit tifus, disentri bakteri atau amuba, botulism dan intoksikasi bakteri lainnya, serta hepatitis A dan trichinellosis. WHO mendefinisikan foodborne diseases sebagai penyakit yang umumnya bersifat infeksi atau racun yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dicerna.
BAB II
ORGANISME PENYEBAB PENYAKIT
A. BAKTERI.
Indeks pangan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok: (1) infeksi dimana makanan tidak menunjang pertumbuhan patogen tersebut, misalnya, pathogen penyebab tuberkolosis ( Mycobacterium bovis dan M. tubercolosis), brucellosis (Brucela aortus, b. melitensis), diprteri (Corynebacterium diptheriae), disentri oleh Campylobacter, demam tifus,kolera , hepatitis, dan lain-lain; dan (2) infeksi dimana makanan berfungsi sebagai medium kultur untuk pertumbuhan patogen hingga mencapai jumah yang memadai untuk menimbulkan infeksi bagi pengkomsumsi makanan tersebut; infeksi ini mencakup Salmonela spp, Listeria, vibrio parahaemolyticus, dan Escherichia coli enteropatogenik. Penularan infeksi jenis kedua ini lebih mewabah dari pada jenis-jenis gangguan perut yang lain. Gejalagejala yang disebabkan infeksi mulai terlihat setelah setelah 12-24 jam dan ditandai dengan sakit perut bagian bawah (abdominal pains), pusing, diare, muntah-muntah, demam dan sakit kepala. Pada tabel 2 disajikan gejala-gejala penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri patogen dan waktu inkubasi yang diperlukan untuk menimbulkan gejala. Beberapa peneliti menyarankan penyakit yang disebabkan oleh Clostridium perfringens dan Bacillus cereus dikategorikan sebagai intoksikasi karena kedua jenis bakteri dapat memproduksi toksin. Akan tetapi untuk menimbulkan efek keracunan, sejumlah besar sel hidup harus terkonsumsi. Demikian juga Salmonella dapat menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin didalam saluran pencernaan. Sebaliknya Saereus yang tergolong ke dalam intoksikasi, dapat mengkolonikasi mukosa dalam saluran pencernaan dan menyebabkan diare kronis. Dengan demikian klasifikasi keracunan makanan ini harus digunakan secara hati-hati.
Terdapat banyak bakteri patogen yang membahayakan kesehatan manusia. Berikut ini beberapa di antaranya:
1. ESCHERICHIA COLI
E. coli merupakan mikroflora alami yang terdapat pada saluran pencernaan manusia dan hewan. Beberapa galur E. coli yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia adalah enterotoksigenik, enterohaemorrhagik, enteropatogenik, enteroinuasiue, dan enteroagregatif. Enterotoksigenik E. coli merupakan penyebab diare pada wisatawan yang mengunjungi negara yang standar higienitas makanan dan air minum berbeda dari negara asalnya.
Enterohaemorrhagic E. coli 0157:H7 akhir-akhir ini diketahui merupakan bakteri patogen penyebab foodborne diseases. Kontaminasi enterohaemorrhagic E. Coli 0157:H7 yang banyak ditemukan pada sayuran dapat terjadi akibat penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk.
2. STAPHYLOCOCCUS AUREUS
Staphylococcus aureus terdapat pada rongga hidung, kulit, tenggorokan, dan saluran pencernaan manusia dan hewan. Bahan makanan yang disiapkan menggunakan tangan, seperti penyiapan sayuran mentah untuk salad, berpotensi terkontaminasi S. aureus.
Jenis makanan lain yang sering terkontaminasi oleh S. aureus adalah daging dan produk daging, ayam, telur, salad (telur, tuna, ayam, kentang, dan makaroni), produk bakeri, pastry, pai, sandwich, serta susu dan produk susu. Keracunan oleh S. aureus diakibatkan oleh enterotoksin yang tahan panas yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
3. SALMONELLA
Salmonella bersifat patogen pada manusia dan hewan lainnya, dan dapat menyebabkan demam enterik dan gastroentritis. Diketahui terdapat 200 jenis dari 2.300 serotip Salmonella yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
4. SHIGELLA
Shigella merupakan bakteri patogen di usus manusia dan primata penyebab shigella (disentri basher). Makanan yang sering terkontaminasi Shigella adalah salad, sayuran segar (mentah), susu dan produk susu, serta air yang terkontaminasi.
Sayuran segar yang tumbuh pada tanah terpolusi dapat menjadi faktor penyebab penyakit, seperti disentri basher atau shigellosis yang disebabkan oleh Shigella. Menurut USFDA (1999), diperkirakan 300.000 kasus shigellosis terjadi di Amerika Serikat setiap tahun.
5. VIBRIO CHOLERAE
Sebagian besar genus Vibrio ditemukan di perairan air tawar atau air laut, serta merupakan bakteri patogen dalam budi daya ikan dan udang. Spesies Vibrio yang termasuk patogen adalah V. cholerae, V. parahaemolyticus, dan V. vulvinicus. Spesies V. chloreae dan V. parahaemolyticus merupakan sumber kontaminasi silang antara buah dan sayuran mentah, sedangkan V. vulvinicus penyebab infeksi pada manusia.
6. CLOSTRIDIUM BOTULINUM
Clostiridium botulinum merupakan bahaya utama pada makanan kaleng karena dapat menyebabkan keracunan botulinin. Tanda-tanda keracunan botulinin antara lain tenggorokan kaku, mata berkunang-kunang, dan kejang-kejang yang menyebabkan kematian karena sukar bernapas. Biasanya bakteri ini tumbuh pada makanan kaleng yang tidak sempurna pengolahannya atau pada kaleng yang bocor, sehingga makanan di dalamnya terkontaminasi udara dari luar.
Botulinin merupakan sebuah molekul protein dengan daya keracunan yang sangat kuat. Satu mikrogram botulinin sudah cukup mematikan manusia. Untungnya karena merupakan protein, botulinin bersifat termolabil dan dapat diinaktifkan dengan pemanasan pada suhu 80 derajat Celsius selama 30 menit. Garam dengan konsentrasi 8 persen atau lebih serta pH 4,5 atau kurang dapat menghambat pertumbuhan C. botulinum, sehingga produksi botulinin dapat dicegah.
7. PSEUDOMONAS COCOVENENANS
Senyawa beracun yang dapat diproduksi oleh Pseudomonas cocovenenans adalah toksoflavin dan asam bongkrek. Kedua senyawa beracun tersebut diproduksi di dalam tempe bongkrek, suatu tempe yang dibuat dengan bahan baku utama ampas kelapa.
Asam bongkrek bersifat sangat fatal dan biasanya merupakan penyebab kematian. Hal ini disebabkan toksin mengganggu metabolisme glikogen dengan memobilisasi glikogen dari hati, sehingga terjadi hiperglikemia yang kemudian berubah menjadi hipoglikemia. Penderita hipoglikemia biasanya meninggal empat hari setelah mengonsumsi tempe bongkrek yang beracun
Tabel 1.
WAKTU INKUBASI DAN GEJALA PENYAKIT YANG DITIMBULKAN OLEH BAKTERI PATOGEN
No. JENIS BAKTERI WAKTU INKUBASI GEJALA
1 CLOSTRIDIUM BOTULINUM 12-36 jam,atau lebih lama atau lebih pendek Gangguan pencernaan akut yang diikuti oleh pusing-pusing dan muntah-muntah, bisa juga diare,lelah, pening dan sakit kepala. Gejala lanjut konstifasi, Double fision, kesulitan menelan dan berbicara, lidah bisa membengkak dan tertutup, beberapa otot lumpuh, dan kelumpuhan bisa menyebar kehati dan saluran pernafasan. Kematian bisa terjadi dalam waktu tiga sampai enam hari.
2 INTOKSIKASI STAPHYLOCOCCUS AEREUS 1-7 jam, biasanya 2-4 jam Pusing, muntah-muntah, kram usus, diare berdarah dan berlendir pada beberapa kasus, sakit kepala, kram otot, berkeringat, menggigil, detak jantung lemah, pembengkakan saluran pernafasan
3 SALMONELLA (SALMONELLOSIS) 12-36 jam Pusing, muntah-muntah, sakit perut bagian bawah, diare. Kadang-kadang didahului sakit kepala dan mengggil
4 INFEKSI CLOSTRIDIUM PERFRINGES 8-24 jam, rata-rata 12 jam Sakit perut bagian bawah diare dan gas.
Demam dan pusing- pusing jarang terjadi
5 CAMPYLOBACTER 2-3 hari tapi bisa 7-10 hari Sakit perut bagian bawah, kram, diare,
sakit kepala, demam, dan kadang-kadang
diare berdarah
6 INFEKSI VIBRIO PARA HAEMOLYTICUS 2-48 jam, biasanya 12 jam Sakit perut bagian bawah, diare berdarah
dan berlendir, pusing, muntah-muntah,
demam ringan, menggigil, sakit kepala recoveri dalam 2-5 hari
7 INFEKSI ESCHERICHIA COL
ENTEROPATOGENIK Tipe invasif :8-24 jam,rata-rata 11 jam
Tipe enterksigenik :8-44jam, ratarata 26 jam Tipe invasif: Panas dingin, sakit kepala,
kram usus, diare berair seperti shigellosis;
tipe enterotoksigenik: diare, muntahmuntah,
dehidrasi, shock
B. NON-BAKTERI
KAPANG
Selain oleh bakteri, kapang juga dapat menimbulkan penyakit yan dibedakan atas dua golongan, yaitu (1) infeksi oleh fungi yang disebut mikosis dan (2) keracunan yang disebabkan oleh tertelannya metabolik beracun dari fungi atau mikotoksikosis. Mikotoksikosis biasanya tersebar melalui makanan, sedangkan mikosis tidak melalui makanan tetapi melalui kulit atau lapisan epidermis,rambut dan kuku akibat sentuhan, pakaian, atau terbawa angin. Senyawa beracun yang dihasilkan fungi disebut mikotoksin. Toksin ini dapat menimbulkan gejala sakit yang kadang-kadang fatal.
VIRUS
Virus adalah mikroorganisme ultramikroskopik dan dapat lolos filter 0,22 µm. Virus berkembang biak hanya pada inang yang sesuai dan tidak dapat tumbuh diluar inang. Beberapa virus dapat menyebabkan ganggun pencernaan dan ciri-cirinya hampir sama dengan yang ditimbulkan oleh bakteri. Sebagian virus juga dapat menginfeksi tanpa adanya simpton sampai virus tersebut menyerang jaringan sel yang lain, misalnya jaringan saraf, melalui aliran darah. Transmisi virus yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan dapat melalui aerosol atau kontak langsung degan orang yang terinfeksi. Enterovirus diketahui menyebar melalui rute fekal-oral, sedangkan virus polio (dapat menyebabkan gangguan pencernaan, demam dan kelumpuhan) menyebar melalui rute fekal-oral, sedangkan virus hepatitis B tersebar melalui kontak langsung dan transfusi darah.
RICKETTSIAE
Rickettsiae adalah bakteri yang berukuran kecil dan tidak pernah berhasil dikultivasi pada medium sintetik. Rickettsia berbeda dengan virus karena mikroorganisme ini mempunyai DNA dan RNA mempunyai beberapa struktur yang dimiliki bakteri. Coxiella burnetii, penyebab demam yang ditimbulkan oleh mikroorganisme ini adalah sakit kepala dan demam. Penularannya melalui susu dari sapi yang terinfeksi. C burnetii telah dilaporkan relatif tahan panas dan dapat membentuk spora, sehingga kemungkinan bisa terdapat pada susu pasteurisasi jika susu tersebut berasal dari sapi yang terinfeksi.
PRION
Prion menyebabkan penyakit degeneratif pada sistem syaraf pusat pada hewan dan manusia. Penyakit scrapie pada kambing merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh prion. Penyakit yang sama juga telah ditemukan pada sapi, bovine spongiform encephalopathy (BSE). Prion tersebar melalui pakan dan penularan terhadap manusia kini mendapat perhatian yang serius. Prion sangat resisten terhadap panas, lebih tahan daripada spora bakteri dan merupakan bentuk protein yang abnormal dari inang. Pencegahan penularan melalui pencegahan pemberian pakan dari bahan-bahan yang terinfeksi dan pencegahan komsumsi daging dan bagian-bagian hewan yang terinfeksi.
PROTOZOA DAN PARASIT
Giardia, Cryptosporidium, Balantidium, Entamoeba dan protozoa lainnya serta parasit seperti cacing pita, dapat menginfeksi melalui air dan makanan. Beberapa spesies dapat bertahan pada lingkungan untuk beberapa minggu dan dapat klorinasi. Gejala-gejala yang ditimbulkan dapat sama dengan gejala gangguan perut yang ditimbulkan oleh bakteri dan penularannya melalui rute fekal-oral.
MAKANAN YANG TERINFEKSI OLEH VIRUS, PROTOZOA DAN PARASIT SERTA PENCEGAHANNYA
No. MIKROORGANISME MAKANAN YANG DAPAT TERINFEKSI WAKTU
INKUBASI GEJALA PENYAKIT PENCEGAHAN
1 POLIOMYELITIS Susu minuman, Makanan olahan 5-35 hari Demam,
muntah-muntah,
sakit kepala,
nyeri otot dan
lumpuh Kebersihan individu; kecukupan panas makanan olahan; desentifeksi air;
Pencegahan kontak makanan dengan lalat
2 VIRUS
HEPATITIS Susu dan
minum an,
kerangkerangan
mentah, salad 10-50 hari,
rata-rata 25
hari Kulit kuning,
kehilangan
nafsu makan,
gangguan pencernaan Pemasakan kerang-kerangan, kecukupan panas
makanan olahan, susu, perebusan air/desinfeksi air,kebersihan individu
3 ENTAMOEBA HISTOLYTICA
(disentri amoeba) Air yang
terkontaminasi
limbah,makanmakanan basah yang terkontaminasi feses Beberapa hari sampai
4 minggu diare Perlindungan suplai air,sanitasi selama pengolahan, jamban yang
memadai
4 TAENIA
SAGINATA
(cacing pita) Daging sapi mentah /
setengah matang yang
mengandung
larva Beberapa
minggu Sakit perut
bagian bawah,
perasaan lapar,
lelah Penyembelihan
sapi dan penyediaan
daging sapi dibawah
pengawasan dinas kesehatan, daging dimasak matang
5 DIPHYLLOBOTHRI
UM LATUM
(cacing pita) Daging sapi
mentah atau
setengah matang yang
mengandung
larva 2-6 minggu Gejala awal
tidak ada, tetap penderita
lanjut mengalami anemia Ikan dimasak
matang, hindari
konsumsi ikan
asap mentah
BAB III
SUMBER-SUMBER INFEKSI DAN PENCEGAHANNYA
Beberapa makanan bisa dinyatakan .aman. untuk dikonsumsi, jika makanan tersebut diproses dengan proses dekontaminasi yang terkontrol dengan baik seperti pasteurisasi dan sterilisasi, seperti susu sterilisasi atau pasteurisasi,es krim dan makanan-makanan kaleng. Proses dekontimasi air kemasan dilakukan dengan klorinasi dan filtrasi. Makanan lain seperti roti, tepung, jam, madu, pikel, manisan buah termasuk makanan yang dinyatakan .aman. karena kompisisi dan proses pengolahan makanan tersebut menyebabkan kondisi yang tidak mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Beberapa sifat makanan dan bahan pangan, seperti pH kurang dari 4,5, kadar air rendah (aw<0.86) atau kadar gula atau kadar garam yang tinggi. Sifat-sifat ini biasa digunakan dalam pengawetan makanan. Dewasa inni masyarakat lebih dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan atau bahan pangan segar daripada makanan atau bahan pangan yang sudah diawetkan. Hal ini memberi kesempatan mikroorganisme untuk mengkontaminasi gangguan saluran pencernaan jika bahan pangan segar tersebut tidak ditangani dengan baik. Terdapat tiga jalur yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk mengkontaminasi makanan, yaitu bahan baku dan ingredien, pekerja pada pengolahan makanan dan lingkungan pengolahan. BAHAN BAKU DAN INGREDIEN A. DAGING Bahan pangan yang berasal dari hewan merupakan sumber utama bakteri penyebab infeksi dan intoksikasi . Mikroorganisme yang terdapat pada hewan hidup dapat terbawa ke dalam daging segar dan mungkin bertahan selama proses pengolahan. Banyak hewan-hewan yang disembelih membawa mikroorganisme seperti Salmonella dan Campylobacter, selain mikrooranisme yang secara alami terdapat pada saluran pencernaan seperti Clostridium perfringens, Escherichia coli, Yersinia entercolitica dan Listeria monocytogenes. Proses pemotongan unggas secara kontinyu, meningkatkan penularan mikroorganisme dari karkas yang satu ke yang lainnya. Demikian juga penggilingan daging dalam pembuatan daging cincang dapat menyebarkan mikroorganisme, sehingga dagin cincang merupakan produk daging yang beresiko tinggi. B. TELUR Kulit telur kemungkinan mengandung Salmonella yang berasal dari kotoran ayam dan mungkin mengkontaminasi isi telur pada waktu telur dipecahkan. Dinegara negara Eropa terjadi peningkatan gangguan pencernaan karena infeksi oleh S. enteritidis yang berasal dari telur yang telah terinfeksi. Departemen kesehatan Inggris memberikan peringatan terhadap penggunaan telur mentah pada makanan yang tidak mengalami pengolahan lebih lanjut. C. PRODUK-PRODUK SUSU Susu yang telah mengalami pengolahan yang benar, misalnya pasteurisasi dan sterilisasi, merupakan produk yang aman. Akan tetapi susu segar yang diperoleh dari hewan sehat bisa terkontaminasi dari hewan yang menyusui atau dari peralatan dan lingkungan pemerahan susu. Di Inggris telah dilaporkan keracunan makanan (Salmonellosis) karena mengkonsumsi susu sapi segar. Gangguan pencernaan juga kadang-kadang terjadi akrena prises pemanasan susu tidak cukup. Produk-produk susu yang disiapkan dari susu yang tidak mengalami proses pemanasan merupakan produk yang potensial mengandung Staphylococus auerus, Bacillus cereus, Yersenia enterocolitia monocytogenes. Pengasaman susu dan fermentasi susu dapat menghilangkan atau menghambat mikroorganisme patogen enterik, tetapi beberapa mikroorganisme masih bisa tahan. Walaupun susu telah mengalami pemanasan, kontaminasi dapat terjadi selama penanganan produk atau karena penambahan ingridien yang tidak mengalami perlakuan dekontaminasi. Adanya L. monocytogenes pada keju yang dimatangkan diduga karena rekontaminasi selama proses pembuatan dan penanganan keju. D. IKAN DAN KERANG-KERANGAN Ikan dan kerang-kerangan dapat terkontaminasi dari lingkungan hidup ikan tersebut atau dari lingkungan pengolahan. Jika ikan tersebut diperoleh dari laut yang telah terkena polusi limbah, ikan tersebut kemungkinan terkontaminasi bakteri patogen. Vibrio parahaemolyticus adalah kontaminan yang umum terdapat pada ikan dan makanan laut lainnya terutama dari perairan Asia Timur. Bakteri ini dapat dihilangkan dengan pemanasan, akan tetapi sanitasi yang kuramg baik dapat menyebabkan terjadinya rekontaminasi. Dalam kerang-kerangan telah ditemukan mikroorganisme patogen seperti Salmonella, E. coli, V. parahemolyticus, clostridia dan virus. Bakteri dapat dihilangkan dengan cara ini kurang efektif untuk virus. Tabel 3. BAHAN PANGAN POTENSIAL BERBAGAI SUMBER MIKROORGANISME PATOGEN No. MIKROORGANISME BAHAN PANGAN 1 SALMONELLA Daging ternak dan daging unggas mentah, susu segar dan telur 2 CLOSTRIDIUM PERFRINGENS Daging ternak dan daging unggas, makanan kering, herbs, rempah-rempah,sayur-sayur 3 STAPHYLOCOCCUS AUREUS Makanan dingin, produk-produk susu terutama jika menggunakan bahan baku susu mentah 4 BACILLUS CEREUS DAN BACILLUS Serealia, makanan kering, produk-produk susu,daging dan produk-produk daging,herbs, rempah-rempah, sayur-sayur Escherichia coli Bahan pangan mentah 5 VIBRIO PARAHAEMOLYTICUS Ikan segar dan ikan olahan, kerang dan makanan laut lainnya 6 SHIGELLA Makanan campuran dan basah, susu, kacang-kacangan, kentang, tuna, undang, kalkun, salad, makaroni, cider apel 7 STREPTOCOCCUS Susu, es krim, telur, lobster, salad kentang, salad telur pyogenes custard puding dan makanan-makanan yang mengandung telur 8 CLOSTRIDIUM BOTULINUM Makanan kaleng dengan pH>4,6
E. BUAH-BUAHAN, SAYUR-SAYURAN DAN SEREALIA
Dalam keadaan segar, bahan pangan nabati kemungkinan terkontaminasi oleh mikroorganisme dari tanah dimana tanaman tersebut tumbuh. Buah-buahan karena jauh daru tanah, kemungkinan untuk terkontaminasi lebih kecil dibandingkan dengan sayuran atau bahan pangan yang lain yang kontak langsung dengan tanah. Kebersihan saluran juga berpengaruh terhadap kualitas mikrobiologi pangan bahan pangan nabati. Penggunaan air dari irigasi yang tercemardan penggunaan pupuk kandang atau kotoran manusia sebagai pupuk beresiko terhadap kontaminasi oleh salmonella (termasuk S. typhi), Shigella dan V. cholerae serta virus. Pencucian dan pembilasan dengan air yang mengandung semua bakteri kecuali sporanya.
F. MAKANAN KERING
Bakteri yang dominan mengkontaminasi makanan kering adalah kelompok Clostridium dan Bacillus. Spora kedua bakteri ini dapat bertahan pada proses pengeringan. Penggunaan suhu pengeringan yang tidak bekterisidal, memungkinkan bakteri seperti salmonella dan E. coli tetap ada setelah pengeringan.Makananmakanan yang demikian aman dalam keadaan kering, akan tetapi jika direhidrasi maka harus diperlakukan seperti halnya makanan segar. Karena herbs dan rempahrempah seringkali terkontaminasi spora dalam jumlah banyak, maka penambahan ingredian harus dilakukan sebelum proses pemanasan.
Makanan siap santap
Makanan siap santap biasanya dijual dalam bentuk beku atau didinginkan. Makanan beku, selama masih beku dapat dinyatakan .aman. akan tetapi untuk makanan yang didunginkan haru sdiperhatikan umur simpannya. Mikroorganisme yang ditemikan pada makanan siap santap adalah mikroorganisme yang tahan proses pemanasan, Misalnya Clostridium dan Bacillus (Sporanya) dan mikroorganisme yang mengkontaminasi selama penaganan misalnya Y. Enterocolitica Dan I. Monocytogenes. Kedua bakteri ini dapat tumbuh pada suhu rendah (Refrigertor). Dengan demikian dalam memproduksi makanan siap santap yang disimpan dingin harus diperhatikan sanitasi dan hingga selama pengolahan, kontrol suhu selama penyimpanan dan umur simpan produk.
BAB IV
IDENTIFIKASI SEDERHANA MAKANAN BERISIKO TIDAK AMAN
Bahan pangan atau makanan disebut busuk atau rusak jika sifat-sifatnya telah berubah sehingga tidak dapat diterima lagi sebagai makanan. Kerusakan pangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme, kerusakan karena serangga atau hewan pengerat, aktivitas enzim pada tanaman atau hewan, reaksi kimia nomenzimatik, kerusakan fisik misalnya karena pembekuan, hangus, pengeringan, tekanan, dan lain-lain. Kerusakan atau kebusukan pangan juga merupakan mutu yang subyektif, yaitu seseorang mungkin menyatakan suatu pangan sudah busuk atau rusak, sedangkan orang lainnya menyatakan pangan tersebut belum rusak/busuk. Orang yang sudah biasa mengkonsumsi makanan yang agak basi mungkin tidak merasa bahwa makanan tersebut dari segi kesehatan mungkin sudah tidak layak untuk dikonsumsi. Gejala keracunan sering terjadi karena seseorang mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya, termasuk mikroorganisme, yang tidak dapat dideteksi langsung dengan indera manusia. Bahan-bahan kimia berbahaya yang terdapat pada makanan sukar diketahui secara langsung oleh orang yang akan mengkonsumsi makanan tersebut, sehingga seringkali mengakibatkan keracunan. Mikroorganisme berbahaya yang terdapat di dalam makanan kadang-kadang dapat dideteksi keberadaannya di dalam makanan jika pertumbuhan mikroorganisme tertentu menyebabkan perubahan-perubahan pada makanan, misalnya menimbulkan bau asam, bau busuk, dan lain-lain. Akan tetapi tidak semua mikroorganisme menimbulkan perubahan yang mudah dideteksi secara langsung oleh indera kita, sehingga kadang-kadang juga dapat menimbulkan gelala sakit pada manusia jika tertelan dalam jumlah sangat kecil di dalam makanan. Jumlah yang sangat kecil ini tidak mengakibatkan perubahan pada sifat-sifat makanan.
1. TANDA-TANDA KERUSAKAN PANGAN
Berbagai tanda-tanda kerusakan pangan dapat dilihat tergantung dari jenis
pangannya, beberapa diantaranya misalnya:
Perubahan kekenyalan pada produk-produk daging dan ikan, disebabkan pemecahan struktur daging oleh berbagai bakteri
Pelunakan tekstur pada sayur-sayuran, terutama disebabkan oleh Erwina carotovora, Pseudomonas marginalis, dan Sclerotinia sclerotiorum.
Perubahan kekentalan pada susu, santan, dan lain-lain, disebabkan oleh penggumpalan protein dan pemisahan serum (skim).
Pembentukan lendir pada produk-produk daging,ikan, dan sayuran, yang antara lain disebabkan oleh pertumbuhan berbagai mikroba seperti kamir, bakteri asam laktat (terutama oleh Lactobacillus, misalnya L. Viredences yng membentuk lendir berwarna hijau), Enterococcus, dan Bacillus thermosphacta. Pada sayuran pembentukan lendir sering disebabkan oleh P. marjinalis dan Rhizoctonia sp.
Pembentukan asam, umumnya disebabkan oleh berbagai bakteri seperti Lactobacillus, Acinebacter, Bacillus, Pseudomonas, proteus, Microrocci, Clostidium, dan enterokoki.
Pembentukan warna hijau pada produk-produk daging, terutama disebabkan oleh:
1. Pembentukan hidrogen peroksida (H2O2) oleh L. Viridescens, L. fructovorans, L.jensenii, Leuconostoc, Enterococcus faeciumdan E.faecalis
2. Pembentukan hidrogen sulfida (H2S) oleh Pseudomonasmephita, Shewanell putrefaciens, dan Lactobacillus sake.
Pembentukan warna kuning pada produk-produk daging, disebabkan oleh Enterococcus cassliflavus dan E. mundtii.
Pembentukan warna hitam pada sayuran, misalnya oleh Xanthomonas camprestis, Aspergillus niger, dan Ceratocystis frimbiata.
Perubahan warna pada biji-bijian dan serealia karena pertumbuhan berbagai kapang, misalnya Penicillum sp. (biru-hijau), Aspergillus sp. (hijau), Rhizopus sp. (hitam), dan lain-lain.
Perubahan bau, misalnya:
1. timbulnya bau busuk oleh berbagai bakteri karena terbentuknya amonia, H2S, Indol,dan senyawa-senyawa amin seperti diamin kadaverin dan putresin.
2. Timbulnya bau anyir pada produk-produk ikan karena terbentuknya trimetilamin (TMA) dan histamine Tanda-tanda kerusakan tersebut diatas dapat menunjukkan perkiraan secara kasar jumlah mikroba yang terdapat di dalam bahan pangan.
2. TANDA-TANDA KERUSAKAN PADA DAGING DAN PRODUK DAGING
Kebusukan akan kerusakan daging ditandai oleh terbentuknya senyawa - senyawa berbau busuk seperti amonia, H2S, indol, dan amin, yang merupakan hasil pemecahan protein oleh mikroorganisme. Daging yang rusak memperlihatkan perubahan organoleptik, yaitu bau, warna, kekenyalan, penampakan, dan rasa. Diantara produk-produk metabolisme dari daging yang busuk, kadaverin dan putresin merupakan dua senyawa diamin yang digunakan sebagai indicator kebusukan daging.
3 TANDA-TANDA KERUSAKAN PADA IKAN DAN PRODUK IKAN
Kerusakan pada ikan ditandai dengan terbentuknya trimetilamin (TMA) dari reduksi trimetilamin oksida (TMAO), sebagai berikut:
H3C Trimetilamin-N-oksida N-CH3
TMAO merupakan komponen yang normal terdapat di dalam ikan laut, sedangkan pada ikan yang masih segar TMA hanya ditemukan dalam jumlah sangat rendah atau tidak ada. Produksi TMA mungkin dilakukan oleh mikroorganisme, tetapi daging ikan juga mengandung enzim yang dapat mereduksi TMAO. Tidak semua bakteri mempunyai kemampuan yang sama dalam meruduksi TMAO menjadi TMA, dan reduksi tergantung dari pH ikan. Histamin, diamin, dan senyawa volatil (total volatile substances) juga digunakan sebagai indikator kebusukan ikan. Histamin diproduksi dari asam amino histidan oleh enzim histidin dekarboksilase yang diproduksi oleh mikroorganismeaa: dekarbokdsilase Histidin Histamin Histamin merupakan penyebab keracunan scromboid. Seperti halnya pada daging, kadaverin dan putresin merupakan diamin yang juga digunakan sebagai indikator kebisukan ikan. Senyawa voatil yang digunakan sebagai indikator kebusukan ikan termasuk TVB (total votatile bases), TVA (total volatile acids) TVS (total volateli substance), dan TVN (total volatile nitrogen). Yang termasuk TVB adalah amonia, dimetilamin, dan trimetilamin, sedangkan TVN terdiri dari TVB dan senyawa nitrogen lainnya yang dihasilkan dari destilasi uap terhadap contoh, dan TVS atau VRS (volatile reducing substance) adalah senyawa hasil aerasi dari produk dan dapat mereduksi larutan alkalin permanganat. Yang termasuk TVA adalah asam asetat, propionat dan asamasam organik lainnya. Batas TVN maxsimum untuk udang yang bermutu baik di Jepang dan Australia adalah 30 mg TVN/100g dengan maksimum 5 mg trimatilamin nitrogen/100g. Untuk produk-produk laut seperti oister, clamdan scallop, perubahan Ph merupakan indikator kerusakan, yaitu pH 5,9-6,2 untuk produk yang masih baik, pH 5,8 sudah agak menyimpang, dan pH 5,2 atau kurang merupakan tanda kebusukan atau asam.
4. TANDA-TANDA KERUSAKAN PADA MAKANAN KALENG
Kerusakan makanan kaleng dipengaruhi oleh jenis makanan yang terdapat didalamnya dan mikroba perusak yang dialamnya Pada dasarnya makanan kaleng dibedakan atas tiaga kelompok berdasarkan keasaman, yaitu:
1. Makanan kaleng berasam rendah (pH>4,6), misalnya produk-produk daging dan ikan,suws, beberapa sayuran (jagung, buncis), dan masakan yang terdiri dari campuran daging dan sayuran (lodeh, gudeg, opor, dan lain-lain).
2. Makanan kaleng asam (pH 3,7-4,6), misalnya produk-produk tomat, pear, dan produk-produk lain.
3. Makanan kaleng berasam tinggi (pH<3,7), misalnya buah-buahan dan sayuran kaleng seperti jeruk, pikel, sauerkraut, dan lain-lain.
5. INDENTIFIKASI KERUSAKAN PANGAN
Kerusakan bahan pangan dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu:
1. Kerusakan fisik karena benturan, Sayatan, dan lain-lain.
2. Kerusakan kimia karena terjadinya reaksi kimia, baik enzimaris maupun non
3. enzimatis, seperti ketengikan, pencoklatan , dan lain-lain.
4. Kerusakan biologis yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
Mikroorganisme perusak makanan (kapang, kamir dan bakteri).
Serangga perusak pangan.
Kerusakan bahan pangan dapat dideteksi dengan berbagai cara, yaitu:
1. Uji organoleptik dengan melihat tanda-tanda kerusakan seperti perubahan tekstur atau kekenyalan, keketanlan, warna bau, pembentukkan lendir, dan lain-lain.
2. Uji fisik untuk melihat perubahan-perubahan fisik yang terjadi karena kerusakan oleh mikroba maupun oleh reaksi kimia, misalnya perubahan pH, kekentalan, tekstur, indeks refraktif, dan lain-lain.
3. Uji kimia untuk menganalisa senyawa-senyawa kimia sebagai hasil pemecahan komponen pangan oleh mikroba atau hasil dari reaksi kimia.
4. Uji mikrobiologis, yang dapat dilakukan dengan metode hitungan cawan, MPN, dan mikroskopis. Uji mikrobiologi memerlukan banyak peralatan dengan persiapan dan uji yang cukup lama, oleh karena itu dianggap tidak praktis. Beberapa uji mikrobiologi telah dikembangkan dengan metode cepat, tetapi pada umumnya memerlukan peralatan yang mahal dan bahan kimia yang tidak mudah diperoleh. Beberapa uji kimia juga memerlukan bahan kimia yang tidak murah dengan waktu uji yang agak lama. Dari berbagai uji kerusakan pangan tersebut di atas, beberapa uji yang di bawah ini dianggap cukup sederhana untuk diterapkan di daerah-daerah dengan fasilitas peralatan yang sederhana, yaitu:
a) Uji organoleptik: melihat tanda-tanda kerusakan masing-masing produk yaitu:
a. Perubahan kekenyalan/tekstur pada daging dan ikan.
b. Perubahan kekentalan (viskositas) pada produk-produk cair seperti susu,
b) santan sari , buah, sup, kaldu, dan lain-lain.
a. Perubahan warna pada semua produk pangan.
b. Perubahan bau pada semua produk pangan.
c. Pembentukkan lendir pada semua produk pangan berkadar air tinggi (daging,
c) ikan, sayuran, sup, kaldu, dan lain-lain.
d) Uji fisik, yaitu:
a. Perubahan pH pada semua bahan pangan dan produk pangan
b. Perubahan viskositas (viskosimeter)
c. Perubahan indeks refraktif pada air daging
d. perubahan warna (chromameter)
e. Perubahan tekstur (teksturometer)
e) Uji kimia, yaitu:
a. Uji katalase
b. Uji reduksi warna (pada susu dan santan)
c. Uji etanol (pada susu)
f) Uji mikrobiologis, yang paling sederhana dan cepat yaitu uji secara mikroskopisdengan menghitung jumlah mikroba.
BAB V
HITUNGAN MIKROSKOPIK
Perhitungan jumlah mikroba secara langsung menggunakan mikroskop sering digunakan untuk menganalisis susu mengandung bakteri dalam jumlah tinggi, misalnya susu yang diperoleh dari sapi yang terkena mastitis, yaitu suatu penyakit infeksi yang menyerang kelenjar susu sapi. Cara ini merupakan suatu cara cepat, yaitu menghitung tidak dapat diterapkan terhadap contoh (susu atau santan) yang telah mengalami pasteurisasi, karena secara mikroskopik tidak dapat dibedakan antara sel-sel bakteri yang masih hidup atau yang telah mati karena perlakuan pasteurisasi. Dalam metode ini, luas areal pandang mikroskop yang akan digunakan harus dihitung terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengukur diameter areal pandang menggunakan mikrometer yang dilihat melalui lensa minyak imersi. Untuk menghitung jumlah bakteri di dalam contoh, sebanyak 0,01 ml contoh dipipet dengan pipit Breed dan disebarkan di atas gelas obyek sehingga mencapai luas 1 cm2, kemudian didiamkan sampai kering, difiksasi, dan diwarnai dengan biru metilen. Rata-rata jumlah bakteri per areal pandang mikrokop dihitung setelah mengamati 10 sampai 60 kali areal pandang, tergantung dari jumlah bakteri per areal pandang.
Sel-sel yang mengumpul dalam suatu kelompok, dihitung jumlah sel yang terdapat di dalam kelompok tersebut, tetapi jika tidak mungkin dapat dihitung sebagai satu kelompok. Hasil perhitungan berdasarkan jumlah kelompok bakteri biasanya lebih mendekati hasil perhitungan jumlah bakteri menggunakan agar cawan. Pada sapi yang terserang mastitis, susunya biasanya mengandung sel-sel darah putih dalam jumlah tinggi. Setelah pewarnaan dengan biru metilen, sel-sel darah putih akan terlihat sebagai sel yang bulat atau berbentuk tidak teratur, bewarna biru dengan ukuran lebih besar daripada bakteri. Mikrometer yang digunakan untukl mengukur luas areal pandang mikroskop adalah mikrometer gelas obyek yang mempunyai skala terkecil 0,01 mm. Areal pandang mikroskop biasanya mempunyai ukuran 14-16 skala atau 0,14-0,16 mm. Beberapa mikrokop mungkin mempunyai ukuran diameter areal pandang lebih dari 0,18 mm. Luas areal pandang mikroskop = π r2 mm2 atau = π r2 / 100 cm2. Nilai r adalah jari-jari aral pandang mikroskop. Karena jumlah contoh yang disebarkan pada gelas obyek seluas 1 cm2 adalah 0,01 ml, maka: Jumlah susu per areal pandang mikroskop = π r2/100 x 0,01 ml = π r2/10.000 ml. Dengan kata lain, untuk mendapatkan 1 ml contoh dapat diperoleh dari 10.000/ π r2 kali areal pandang mikroskop. Angka 10.000/ π r2 disebut juga factor mikroskopik (FM),dan digunakan untuk mengubah jumlah bakteri per areal pandang mikroskop menjadi jumlah bakteri per ml sebagai berikut. Jumlah bakteri per ml contoh = 10.000/ π r2 x jumlah rata-rata.
cara meratakan tulisan dari internet pada microsoft word
cara meratakan tulisan dari internet pada microsoft office word
kali ini saya mau sharing, awalnya kemaren malam tetanggaku membuat tugas kuliah di rumahku. mencari bahan tugas kuliah di internet, pasti kita semua pernah mengalami kesulitan sumber yang dari internet yang tersebar pada blog-blog baik itu wordpress, blogspot maupun .com tidak semua yang mengatur rata kanan kiri pada tulisannya.
nah begitu juga yang dialami oleh tetangga saya ketika dimasukkan ke microsoft word tidak bisa dibuat rata kanan kiri, ketika dibuat rata kanan kiri tulisannya akan semrawut alias acak-acakan.
untuk memperbaikinnya juga susah, nah untuk coba-coba saya teringat mungkin kalau dimasukkan pada blog trus disetting rata kanan kiri mungkin saja bisa rata. karena saya punyanya wordpress maka tugas tetangga saya saya upload di blog ini kelihatannya berhasil, tampak di blog rata kanan kiri,
tapi ketika saya masukkan microsofword ada beberapa bagian yang tidak rata, saya mencoba berulang-ulang tapi tetap saja tidak bisa rata dengan sempurna. tapi mending dari pada awalnay yang acak-acakan semuanya. hanya beberapa bagian saja yang perlu di ratakan secara manual tinggal dienter saja.
nah untuk teman-teman yang pernah mengalami masalah yang sama mungkin cara tersebut dapat dipraktekkan yang penting disetting dulu agar bisa rata kanan kiri pada blog. untuk wordpress tinggal mengetik shift, alt dan J pada mode visual.
setelah dicoba-coba selain memasukkan alias upload ke blog ada cara lainnya:
memanfaatkan teks document, jadi sebelum memasukkan ke microsft word copy dan paste dulu di teks document setelah itu dicopy dan di paste ke microsoft word.
bagi yang bingung diamana teks document coba klik kanan mouse anda pilih new akan mucul diantaranya folder shortcut dll dan diantaranya adalah teks document. buat teks dokument baru setelah itu paste tulisan anda dan copy ke microsft word dan lihatlah hasilnya
saya sudah mencoba dan berhasil.
semoga bermanfaat. jadi kalau anda menemukan tulisan yang bagus pada indonesia-admin.blogspot.com (yang tulisanya tidak dirata-kanan dan kiri)……………….!!!! dan ingin menjadikan bahan untuk membuat makalah atau tugas yang lain bisa menjadi rapi tulisannya di microsft office word
Jumat, 16 Desember 2011
JAMUR
<

Pernahkah kamu memperhatikan anyaman benang-benang putih yang merekatkan kedelai pada tempe? Pernah pulakah kamu memperhatikan anyaman yang tumbuh pada roti yang telah lama berada di tempat lembap? Itulah jamur. Banyak ahli telah mempelajarinya, tetapi masih perlu diteliti lebih mendalam. Jamur mempunyai bentuk kehidupan yang istimewa, sangat menarik untuk dipelajari. Oleh karena itu, jamur ditempatkan pada kingdom tersendiri.
Fungi dulu dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof seperti tumbuhan melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke hewan. Usaha menyatukan fungi dengan hewan pada golongan yang sama juga gagal karena fungi mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal), tidak seperti hewan yang mencerna secara internal. Selain itu, sel-sel fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan.
A. CIRI-CIRI JAMUR
Umumnya jamur merupakan organisme bersel banyak (multiseluler), tetapi ada juga yang bersel tunggal (uniseluler), contohnya jamur ragi tape (Saccharomyces sp). Tubuh jamur bersel banyak terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa. Kumpulan hifa jamur membentuk anyaman yang disebut miselium. Pada jamur multiseluler yang hifanya tidak bersekat (asepta), inti selnya tersebar di dalam sitoplasma dan berinti banyak. Jamur jenis ini disebut jamur senositik (coenocytic). Sedang yang bersekat umumnya berinti satu dan disebut sebagai jamur monositik
(monocytic).
B. STRUKTUR JAMUR
Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi jamur tidak memiliki daun dan akar sejati. Selain itu, jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak mampu berfotosintesis. Dengan demikian, jamur merupakan organisme heterotrop, yaitu organisme yang cara memperoleh makanannya dengan mengabsorbsi nutrisi dari lingkungannya atau substratnya. Sebelum mengabsorbsi makanan yang masih berupa senyawa kompleks, ia mensekresikan enzim hidrolitik ekstraseluler atau ferment untuk menguraikannya lebih dahulu di luar selnya.
Jamur dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Meski demikian, perkembangbiakan secara seksual lebih mendominasi karena dilakukan oleh hampir semua jamur tersebut.
C. KLASIFIKASI JAMUR
Para ahli biologi memperkirakan di seluruh dunia terdapat sekitar 1,5 juta spesies jamur. Diantaranya baru sekitar 100.000 spesies jamur yang telah diketahui. Secara filogenetik jamur digolongkan ke dalam 4 divisio, yaitu Chytridiomycota, Zygomycota, Ascomycota, dan Basidiomycota.
1. Chytridiomycota
Divisio Chytridiomycota sering dianggap sebagai bentuk peralihan antara divisio Protista dengan divisio Jamur. Akan tetapi, para ahli sistematika molekuler yang membandingkan urutan protein dan urutan asam nukleat divisio ini dengan jamur, telah menemukan bukti bahwa Chytridiomycota termasuk golongan jamur.
Sebagian besar Chytridiomycota merupakan orga- nisme akuatik, beberapa di antaranya bersifat saprofitik dan parasit pada invertebrata akuatik. Ciri utama divisio ini adalah nutrisi yang absorbtif dan dinding selnya tersusun atas senyawa chitin, memiliki hifa senositik dan bereproduksi dengan membentuk zoospora berflagel. Contohnya Chytridium.ki-TRID-ee-o-mye-KOH-tə) atau chytrids (sg. diucapkan / k ɪ tr ɪ d /, KIT-menyingkirkan) adalah sebuah divisi dari Fungi kingdom . Namanya berasal dari bahasa Yunani chytridion, yang berarti “panci kecil”, menggambarkan struktur yang belum pernah dirilis yang mengandung spora. Dalam lebih tua klasifikasi, chytrids (kecuali baru-baru ini didirikan untuk Spizellomycetales ) ditempatkan di Kelas Phycomycetes bawah subdivisi Myxomycophyta Kerajaan Fungi. Juga, dalam Pembatasan lebih tua dan pengertian (tidak digunakan di sini), istilah “chytrids” dimaksud hanya untuk orang jamur dalam urutan Chytridiales Para chytrids adalah yang paling primitif dari jamur dan sebagian besar saprobic (merendahkan kitin dan keratin). The Para thalli adalah coenocytic dan bentuk biasanya tidak benar miselium (memiliki rhizoids sebagai gantinya). Beberapa spesies yang uniseluler. Seperti halnya jamur lain, maka dinding sel di chytrids terdiri dari kitin. Banyak chytrids adalah air (kebanyakan ditemukan di air tawar). Ada sekitar 1.000 spesies chytrid, dalam 127 genera, didistribusikan di antara 5 perintah. Sebuah contoh spesies Chytrid air cetakan – Allomyces getah, itu adalah saprotroph ditemukan dalam air atau tanah basah Spesies memiliki siklus hidup yang menarik. The thallus (tubuh) terpasang oleh rhizoids, dan memiliki batang tegak yang organ reproduksi terbentuk pada akhir cabangSiklus hidup memiliki kemampuan untuk berubah dari haploid dan diploid generasi Bentuk thallus haploid laki-laki dan perempuan gametangia dari yang flagellated gamet dilepaskan dan bergabung untuk membentuk sebuah Zigot.. Gamet dan perempuan gametangia menarik lawan jenis dengan menghasilkan feromon. Berkecambah menghasilkan zigot yang diploid thallus dengan dua macam sporangia; zoosporangia berdinding tipis yang melepaskan zoospora diploid menghasilkan diploid thalli dan berdinding tebal sporangia yang setelah meiosis rilis yang membentuk zoospora haploid haploid thalli. The chytrid Batrachochytrium dendrobatidis bertanggung jawab untuk penyakit baru-baru ini menemukan amfibi, Ditemukan pada tahun 1998 di Australia dan Panama penyakit ini dikenal untuk membunuh amfibi dalam jumlah besar, dan telah diusulkan sebagai penyebab utama di seluruh dunia amfibi penurunan. Proses sebenarnya menuju kematian Namun, tidak diketahui. Chytrids mungkin juga menginfeksi spesies tanaman; pada khususnya, jagung-menyerang dan alfalfa-menyerang spesies telah digambarkan. Synchytrium endobioticum adalah penting kentang patogen.
2. Zygomycota
Sekitar 600 spesies jamur telah diidentifikasi masuk ke dalam divisio Zygomycota. Sebagian besar mereka merupakan organisme darat yang hidup di tanah atau pada tumbuhan dan hewan yang membusuk. Ada di antaranya yang membentuk mikorhiza, yaitu asosiasi saling menguntungkan antara jamur-jamur dari divisio ini dengan tumbuhan tinggi.
Contoh yang paling mudah didapat dari anggota divisio ini adalah Rhizopus stoloniferus (Gambar 6.3). Jamur ini hidup sebagai pengurai sisa organik atau parasit pada tanaman ubi jalar. Ada pula yang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan makanan seperti roti, nasi, wortel, jambu dan lain-lain. Meskipun demikian ada yang dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi bahan makanan (dalam pembuatan tempe) dan asam-asam organik yang berguna bagi kita.
Rhizopus stoloniferus dapat berkembang biak secara aseksual. Prosesnya dimulai dengan spora yang berkecambah tumbuh menjadi hifa senositik yang bercabang-cabang, lalu pada empat hifa tertentu akan tumbuh sporangium yang disangga oleh sporangiofor. Di dalam sporangium terbentuk spora aseksual dalam jumlah besar. Kumpulan sporangiofor ditunjang oleh rizoid yang menyerap makanan dan air dari substratnya. Hifa di antara dua kumpulan sporangiofor yang dinamakan stolon (gambar 6.3). Dinding sporangium yang sangat rapuh luluh ketika spora menjadi matang. Setelah sporangium pecah, spora akan bertebaran dibawa angin. Di tempat yang sesuai, spora tersebut akan berkecambah.Contoh lain Zygomycotina adalah Mucor mucedo. Ia hidup saprofit misalnya pada roti atau kotoran hewan. Jamur ini mempunyai keturunan diploid yang lebih singkat dari Rhizopus pylobolus yang sering ditemukan tumbuh pada kotoran kuda mempunyai sporangium yang dapat menunjukkan gerak fototropi, yaitu gerak tumbuh membengkoknya sporangium ke arah datangnya cahaya.
3. Ascomycota
Ciri khas Ascomycota adalah cara perkembangbiakan seksualnya dengan membentuk askospora. Sedangkan, reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk konidium. Konidium ini dapat berupa kumpulan spora tunggal atau berantai. Konidium merupakan hifa khusus yang terdapat pada bagian ujung hifa penyokong yang disebut konidiofor.
Di antara Ascomycota ada yang bersel tunggal, bersel banyak membentuk miselium dan ada pula yang membentuk tubuh buah. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut :
a. bersel satu
Saccharomyces cerevisiae, dikenal sebagai ragi atau yeast
b. bersel banyak membentuk miselium
1) Aspergillus oryzae, untuk melunakkan adonan roti.
2) A. wentii, bermanfaat dalam pembuatan kecap.
3) Penicillium notatum, P.chrysogeum menghasilkan antibiotik penisilin.
4) Neurospora crassa, diperoleh dari oncom merah atau tongkol jagung rebus, digunakan untuk penelitian sitogenetika.
c) Membentuk tubuh buah
Xylaria dan Nectaria, tubuh buah besar, hidup saprofit pada kayu yang membusuk. Dari berbagai pengamatan secara teliti terhadap jamur tidak semua dapat diketahui cara reproduksi seksualnya. Jamur-jamur yang seperti ini untuk sementara digolongkan ke dalam Deuteromycota (Fungi Imperfecti = Jamur tidak sempurna). Jika suatu saat diketahui fase seksualnya, maka jamur itu digolongkan sesuai dengan alat perkembangbiakan seksualnya. Contohnya jamur Monilia sithophila (jamur oncom), setelah diketahui fase seksualnya membentuk askospora, maka sigolongkan ke dalam Divisio Ascomycoya dan diberi nama Neurospora sithophila.
a. Genus Saccharomyces
Saccharomyces cerevisiae dapat ber- kembang biak secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan aseksual diawali dengan menonjolnya dinding sel ke luar membentuk
tunas kecil. Tonjolan membesar dan sitoplasma mengalir ke dalamnya, sehingga sel menyempit pada bagian dasarnya. Selanjutnya nukleus dalam sel induk membelah secara mitosis dan satu anak inti bergerak ke dalam tunas tadi. Sel anak kemudian memisahkan diri dari induknya atau membentuk tunas lagi hingga membentuk koloni. Dalam keadaan optimum satu sel dapat membentuk koloni dengan 20 kuncup.
Perkembangbiakan seksual terjadi jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan. Pada prosesnya, sel Saccharomyces cerevisiae berfungsi sebagai askus. Nukleusnya yang diploid (2n) membelah secara meiosis, membentuk empat sel haploid (n). Inti- inti haploid tersebut akan dilindungi oleh dinding sel sehingga mem-bentuk askospora haploid (n). Dengan perlindungan ini askospora lebih tahan terhadap lingkungan buruk. Selanjutnya, empat askospora akan tumbuh dan menekan dinding askus hingga pecah, akhirnya spora menyebar. Jika spora jatuh pada tempat yang sesuai, sel-sel baru akan tumbuh membentuk tunas, sebagaimana terjadi pada fase aseksual. Dengan demikian Saccharomyces cerevisiae mengalami fase diploid (2n) dan fase haploid (n) dalam daur hidupnya. Bagaimankah daur hidup Saccharomyces cerevisiae? Untuk mengetahuinya, lakukan aktivitas berikut:

Saccharomyces cerevisiae, memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Jamur ini digunakan dalam proses fermentasi pada pembuatan tape roti, dan pembuatan minuman beralkohol. Pada pembuatan minuman beralkohol, kadar alkohol yang terbentuk dibatasi oleh penghambatan aktivitas khamir pada kadar yang berbeda, yaitu 3% – 5% pada pembuatan bir dan hingga 14% pada pembuatan minuman anggur. Jika minuman beralkohol memiliki kadar lebih dari itu berarti ke dalamnya ditambah alkohol atau difermentasi lanjut dengan destilasi. Pada pembuatan roti, gas CO2 yang terbentuk akibat proses peragian menyebabkan adonan mengembangnya dan alkohol yang terbentuk akan hilang dengan sendirinya karena proses pembakaran.
b. Genus Neurospora
Neurospora mudah ditemukan di bekas kayu terbakar pada musim penghujan, konidianya berwarna oranye. Jika dengan mikroskop, konidia jamur ini tampak berderet membentuk rangkaian spora yang tumbuh menurut arah jari-jari. Di Jawa Barat, jamur ini digunakan untuk pembuatan oncom, yaitu tempe dengan bahan dari ampas tahu atau bungkil kacang tanah. Jamur ini banyak digunakan para ahli sebagai bahan penelitian sitogenetika.
Semula, sebelum diketahui fase perkembangbiakan seksualnya,jamur ini dimasukkan ke dalam golongan Jamur Tidak Sempurna atau Fungi Imperfecti dan diberi nama Monilia sithophila. Sejak penemuan fase seksualnya oleh B.O.Dodge pada tahun 1926, bahwa jamur ini menghasilkan askus maka jamur ini dimasukkan ke dalam golongan Ascomycota. Sedangkan fase aseksualnya sudah lama diketahui, yaitu sejak tahun 1843.c. Genus Aspergillus
Fase perkembangbiakan aseksual Aspergillus menghasilkan konidium yang disangga konodiofor. Ujung konidiofornya berbentuk seperti bola dengan sejumlah cabang yang masing-masing menyangga ranting konidium.

Beberapa Ascomycota penting
Divisi Basidiomycotina adalah takson dengan Kingdom Fungi yang termasuk spesies yang memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebut basidium. Secara esensial grup Ascomycota, mempunya 22,300 spesies. Basidiomycotina dibagi menjadi Homobasidimycotina (jamur yang sebenarnya); dan Heterobasidiomycetes. Basidimycotina dapat dibagi lagi menjadi 3 kelas, Hymenomycotina (Hymenomycetes), Ustilaginomycotina (Ustilaginomycetes), dan Teliomycotina (Urediniomycetes). Basidimycotina mempunyai bentuk uniseluler dan multiseluler dan dapat bereproduksi secara generatif dan vegetatif. Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa dikarakteristikan dengan melihat basidia, mempunyai dikaryon.

Basidiomycetes mempunyai sistem reproduksi yang aneh. Kebanyakan merupakan heterotolik, tapi dengan bipolar atau tetrapolar sistem kawin. Biasanya, somatogami (hyphogami) dilakukan. Kebanyakan Basidiomycetes hidup sebagai dikariotik, miselium, dengan karyogami dan meiosis terjadi di basidium. Berikut contoh diploid daur hidup: genus Xerula kadang ditemukan memproduksi klon diploid sebagai spora, dan Armillaria, patogen hutan biasa, mempunyai miselium yang diploid, dimana karyogami mengikuti plasmogami. Spora vegetatif (konidia) juga ditemukan di basidiomycetes.

Basidiomycotina memiliki tubuh buah yang segera dapat kita kenal, karena kebanyakan jamur ini makroskopis, berukuran besar atau makroskopis. Basidiomycotina memiliki hifa yang bersekat yang mengandung inti sel haploid, dinding sel tersusun dari selulosa. Tubuh buah disebut basidiokarp yaitu tempat terbentuknya basudium yang mengandung banyak spora. Banyak tubuh buah basidiomycotina dapat dimakan seperti jamur merang, jamur kuping, jamur kayu, jamur tiram dll.
Reproduksi seksual dimulai dari pertumbuhan spora aseksual atau melalui fragmentasi hifa. Reproduksi seksual dimulai dari pertumbuhan spora basidium yang menjadi benang hifa yang berbeda muatan. Dua hifa yang berbeda ini + dan – ujung-ujungnya bersentuhan dan dinding selnya larut. inti sel dari salah satu sel pindah ke sel lain, melebur menjadi satu inti yang diploid. Inti diploid mengalami pembelahan menjadi empat inti haploid. Inti haploid akan menjadi inti spora basidium yang terbentuk pada ujung basidium. Spora berinti haploid yang terbentuk di dalam basidium ini disebut basidiospora. Spora yang sudah matang akan terlepas dari basidium dan jika jatuh di tempat yang cocok, spora akan tumbuh menjadi hifa.
- khamir (ragi roti) Saccharomyces cereviceae, untuk pembuatan roti dan minuman beralkohol.
- Aspergillus flavus hidup pada biji-bijian konsumsi, dapat membahayakan hati dan karsinogenik.
- Tuber magnatum atau Truffle putih digunakan dalam kuliner.
- ragi anggur Saccharomyces ellipsoideus, untuk pembuatan minuman anggur.
- ragi tuak Saccharomyces tuac, untuk pembuatan tuak dari nira.
- kapang oncom Neurospora sitophila, untuk pembuatan oncom
- Neurospora crassa, kapang yang dipakai sebagai organisme model dalam biologi.
- Morchella esculenta dan Sarcoscypha coccinae, yang tubuh buahnya dapat dimakan.
- Venturia inaequalis penyebab penyakit yang merusak buah apel.
- Clavisceps purpurea penyebab penyakit ergot pada tanaman gandum. Gandum yang terkena spesies ini akan menimbulkan ergotisme pada hewan atau manusia yang memakannya.
- Phaeoacremonium parasitica menginfeksi kayu beberapa jenis gaharu sehingga terbentuk resin
- yang berbau harum
Divisi Basidiomycotina adalah takson dengan Kingdom Fungi yang termasuk spesies yang memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebut basidium. Secara esensial grup Ascomycota, mempunya 22,300 spesies. Basidiomycotina dibagi menjadi Homobasidimycotina (jamur yang sebenarnya); dan Heterobasidiomycetes. Basidimycotina dapat dibagi lagi menjadi 3 kelas, Hymenomycotina (Hymenomycetes), Ustilaginomycotina (Ustilaginomycetes), dan Teliomycotina (Urediniomycetes). Basidimycotina mempunyai bentuk uniseluler dan multiseluler dan dapat bereproduksi secara generatif dan vegetatif. Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa dikarakteristikan dengan melihat basidia, mempunyai dikaryon.

Basidiomycetes mempunyai sistem reproduksi yang aneh. Kebanyakan merupakan heterotolik, tapi dengan bipolar atau tetrapolar sistem kawin. Biasanya, somatogami (hyphogami) dilakukan. Kebanyakan Basidiomycetes hidup sebagai dikariotik, miselium, dengan karyogami dan meiosis terjadi di basidium. Berikut contoh diploid daur hidup: genus Xerula kadang ditemukan memproduksi klon diploid sebagai spora, dan Armillaria, patogen hutan biasa, mempunyai miselium yang diploid, dimana karyogami mengikuti plasmogami. Spora vegetatif (konidia) juga ditemukan di basidiomycetes.

Basidiomycotina memiliki tubuh buah yang segera dapat kita kenal, karena kebanyakan jamur ini makroskopis, berukuran besar atau makroskopis. Basidiomycotina memiliki hifa yang bersekat yang mengandung inti sel haploid, dinding sel tersusun dari selulosa. Tubuh buah disebut basidiokarp yaitu tempat terbentuknya basudium yang mengandung banyak spora. Banyak tubuh buah basidiomycotina dapat dimakan seperti jamur merang, jamur kuping, jamur kayu, jamur tiram dll.
Reproduksi seksual dimulai dari pertumbuhan spora aseksual atau melalui fragmentasi hifa. Reproduksi seksual dimulai dari pertumbuhan spora basidium yang menjadi benang hifa yang berbeda muatan. Dua hifa yang berbeda ini + dan – ujung-ujungnya bersentuhan dan dinding selnya larut. inti sel dari salah satu sel pindah ke sel lain, melebur menjadi satu inti yang diploid. Inti diploid mengalami pembelahan menjadi empat inti haploid. Inti haploid akan menjadi inti spora basidium yang terbentuk pada ujung basidium. Spora berinti haploid yang terbentuk di dalam basidium ini disebut basidiospora. Spora yang sudah matang akan terlepas dari basidium dan jika jatuh di tempat yang cocok, spora akan tumbuh menjadi hifa.
C. PERANAN JAMUR DALAM KEHIDUPAN
Di bawah ini menunjukkan peranan jamur yang menguntungkan dan merugikan bagi hewan, manusia dan tumbuhan :
Di bawah ini menunjukkan peranan jamur yang menguntungkan dan merugikan bagi hewan, manusia dan tumbuhan :
- Aspergillus flafus menghasilkan racun aflatoksin
- Aspergillus parasiticus penghasil racun aflatoksin
- Aspergillus wentii untuk membuat tauco, kecap
- Aspergillus oryzae, untuk pembuatan tempe, tape
- Saccharomyces cereviciae membuat minuman beralkohol, brem, tempe
- Saccharomyces lactis untuk industri susu
- Penicillium notatum penghasil antibiotik penisilin
- Penicillium chrysogenum penghasil antibiotik penisilin
- Penicillium roqueferti untuk membuat keju
- Penicillium camemberti untuk membuat keju
- Neurospora sitophila untuk membuat oncom
- Rhizopus Nigricans untuk membuat tempe
- Rhizopus oryzae untuk membuat oncom
- Rhizopus stolonifer merusak roti
- Malassezia furfur, mengakibatkan penyakit panu
- Tinea capitis, mengakibatkan kurap kulit kepala
- Streptomyces griceus penghasil antibiotik streptomisin (untuk membunuh bakteri penyakit kulit)
- Aspergillus niger untuk biopestisida (memberantas hama)
- Fusarium, penyakit pada tanaman tomat, kentang, pisang dan tebu
- Candida utilis untuk membuat PST (Protein Sel Tunggal)
Incoming search terms for the article:
December 6th, 2011 at 12:58 pm
Langganan:
Komentar (Atom)












